113.Surat Al-Falaq
(Gulungan)
Surat ke-113, 5 Ayat
Rahasia nama Allah Ar-Rahmaanir-Rahiim.(113.0)
Katakan: “Aku berlindung kepada Rahasia (karakter) Rabb (Pemelihara) Gulungan”.(113.1)
Dari kejahatan apa yang telah Dia ciptakan.(113.2)
Dan Dari kejahatan malam ketika kelam.(113.3)
Dan Dari kejahatan yang meniup dalam ikatan.(113.4)
Dan Dari kejahatan orang yang dengki ketika ia dengki.(113.5)
Catatan kecil surat Al-Falaq:
Kata FALAQO, maknanya Gulungan. Hal ini dikamuskan pada kisah Nabi Musa ketika air laut menggulung seperti ombak.
Maka kami wahyukan kepada Musa:”Bahwa pukullah laut itu dengan tongkat mu” maka tergulung, maka tiap pisahan seperti jurang yang dalam.(26.63)
Fenomena tergulung itu sampai sekarang dapat kita lihat di pantai seperti ombak yang menggulung. Jadi kata FALAQ di sini tidak bermakna terbelah seperti agar-agar dipotong, tetapi tergulung seperti ombak menggulung.
Sesa’at sebelum ombak menggulung ini kita bisa saksikan air di pantai tertarik sehingga terlihat pasirnya. Jika dua ombak melakukan itu berhadapan maka di antaranya akan terjadi daerah tidak berair.
(dua gulungan berhadapan)
Sisa fakta Gulungan Ombak di pantai ini menyebabkan batu-batu terbentuk lewat gulungan. Itu sebab kita sulit mencari batu yang petak di pantai dan di sungai. Batu di pantai menggelinding setiap sa’at seperti batu disungai menggelinding dibawa arus deras. Proses pembentukan batu ini mirip dengan proses pembentukan biji dan buah.
Batu di sungai kebanyakan bulat
Itu sebab kebanyakan biji dan buah adalah bulat karena dasar pembentukannya digulung.
Sesungguhnya Allah Penggulung biji dan buah, mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itu untuk kamu Allah, maka kemana kamu dipalingkan.(6.95)
Biji cabe sedang akan tumbuh
Di khatulistiwa Shubuh tergulung secepat 1670 km/jam. Dan bumi melayang mengelilingi matahari secepat 60 x kecepatan peluru (108 km/detik). Sementara matahari mengelilingi bintang vega secepat 720.000 km/jam. Fenomena itu disebut FALAK (Pakai KAF)
Tidak matahari mengejar bulan dan tidak malam mendahului siang, karena setiap dalam FALAK mereka bergerak.(36.40)
Semua pergerakan mereka tidak petak-petak. Tetapi mengikuti gulungan.
Penggulung shubuh, dan menjadikan malam untuk berdiam, dan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itu taqdir Al-’Aziizil-’Aliim.(6.96)
Tidak matahari mengejar bulan dan tidak malam mendahului siang, karena setiap dalam FALAK mereka bergerak.(36.40)
Dia putarkan untuk kamu Matahari dan Bulan , dua yang tetap berjalan, dan Dia putarkan untuk kamu malam dan siang (14.33)
Kata Sakh-khara ini dulu diartikan Mudahkan, Karena dihubungkan dengan Laut dan Burung. Orang dulu belum bisa melihat Laut diputarkan dan ada burung berputar di langit. Adanya arus laut yang deras menunjukkan laut itu diputarkan, seperti disebut pada data ini :
Dan Dia putarkan untuk kamu malam dan siang dan matahari dan bulan. Dan bintang-bintang Dia putarkan dengan karakter perintah-Nya, sesungguhnya di dalam itu ada ayat-ayat untuk kaum yang mengerti.(16.12)
Dan Dia Yang putarkan Laut agar kamu makan darinya daging yang lembut. Dan kamu bisa keluarkan darinya perhiasan yang kamu bisa pakai dia. Dan engkau lihat kapal berjalan padanya. Dan agar kamu cari sebagian dari kelebihan-Nya. Dan agar kamu bersyukur.(16.14)
Kamus kata Sakh-khoro berarti Putarkan ini terdapat pada kisah ’Aad yang diputarkan kepada mereka angin shor-shor selama 7 malam 8 hari.
Dan adapun ‘Aad, maka dibinasakan dengan angin shor-shor yang melampaui batas.(69.6)
Dia putarkan dia atas mereka tujuh malam delapan hari. Maka engkau dapat lihat kaum itu padanya gugur mati seperti mereka batang kurma yang kosong tengahnya.(69.7)
Dengan bantuan satelit ruang angkasa, foto angin sekarang memang melihatkan putaran. Jadi ini adalah fakta dari kata Sakhoro yang berarti Putarkan.
Dan Dia putarkan matahari dan bulan, setiap berjalan kepada waktu yang ditentukan .(31.29)
Apa tidak mereka lihat kepada burung yang diputarkan di udara langit ?(16,79)
Burung Berputar
Jadi kata FALAQO itu tergulung bukan terbelah seperti dikamuskan pada data (26.63).
Maka kami wahyukan kepada Musa:”Bahwa pukullah laut itu dengan tongkat mu” maka tergulung, maka tiap pisahan seperti jurang yang dalam.(26.63)
Pada data (26.63) ini terdapat juga kamus kata “Azhiim yang bermakna Dalam atau Panjang atau Lama. Itu baru kita sadari setelah menemukan ‘Arsy Saba’ yang disebut oleh burung Hud-Hud sebagai ‘Arsyun ‘Azhim. Jika ‘Arsyun ‘Azhim yang dikatakan Hud-Hud itu kita balik, maka kerangkanya melihatkan kerangka Jurang Yang Dalam. Jadi makna ‘Arsyun ‘Azhiim itu adalah ‘Arsy yang menjulang tinggi.
Itu sebab sampai sekarang kita berqurban, semangatnya dari qurban Isma’il, karena qurban Isma’il telah ditebus dengan Sembelihan Yang Panjang. Bukan dengan kambing yang besar.
Dan kami tebus dia dengan Sembelihan yang panjang (37.107)
Sehingga kalimat ‘Adzabun ‘Azhiim adalah bencana yang lama, dan Yaumin ‘Azhiim adalah Hari yang lama, bukan hari besar. Hari besar adalah hari libur.
Jadi ketika ruku’ bacaan Subhaana Rabbi Al ‘Azhiim, maknanya adalah Maha Penggerak Rabb secara panjang, seperti pergerakan bumi mengelilingi matahari 108 km/detik (60 x kecepatan peluru senapan). Sedangkan waktu sujud, ucapan Subhaana Rabbi Al-‘A’laa adalah Maha Penggerak Rabb secara Rinci , seperti gerakan di dalam Atom, elektron mengelilingi Proton atau gerakan di dalam Inti Sel (Kromosom).
Dikoreksi di Mekkah, senin, 30-4-2012 M, 8 jumadil akhir, pekan ke 5
Jadi selain kita harus memahami Rabbil-Falaq = Pemelihara Gulungan, kita harus mewaspadai kedengkian sekitar kita yang meniup di dalam ikatan.
Phenomena menggulung itu dilihatkan juga oleh ikatan tali.
Gulungan dalam ikatan tali
Allah di dalam Alqur’an mengingatkan :
Dia Yang menciptakan sistem setiapnya, dan menjadikan untuk kamu dari benda mengapung dan binatang ternak itu apa-apa yang bisa kamu kendarai.(43.12)
Agar kamu duduk dengan beres atas punggungnya, kemudian kamu ingat jasa Pemelihara kamu ketika kamu telah berada atasnya, dan kamu katakan: ”Maha Penggerak Yang putarkan ini untuk kami , dan tidak ada bagi kami untuk menguasainya .(43.13)
”dan sesungguhnya kepada Pemelihara kamilah kami kembali”.(43.14)
---oo0oo---
No comments:
Post a Comment